Menggunakan Minyak Wangi Saat Berpuasa | Hukumnya bagaimana ??
logo
arrow-down-drop-circle

Senin, 10 April 2023

Menggunakan Minyak Wangi Saat Berpuasa | Hukumnya bagaimana ??

Menggunakan Minyak Wangi Saat Berpuasa | Hukumnya bagaimana ??
IKLAN DISINI2
Menggunakan Minyak Wangi Saat Berpuasa | Hukumnya bagaimana ??


 

"ومنها أن الإنسان إذا وضع الطيب في جسده كان يخرج مع العرق ولو بعد حين فهذا مما يكره في الصوم لأنه يؤدي إلى الإفطار وإن لم يكن العرق يصل إلى المعدة لكنه في الغالب يكون العرق حاملاً لطعم الطيب فكأنه قد أكل شيئاً، وإذا كان هذا مما يفطر فكذلك ما يشبهه من الشراب إذا وصل إلى المعدة كما في الشرب المرقد، والشرب الذي يكون لذيذاً في مذاقه ولو لم يوصل إلى المعدة، ولذلك نهى الرسول صلى الله عليه وسلم عن مس الطيب في الصوم، ورد في بعض الآثار أنه نهى عن استعماله، وهذا صحيح لا خلاف فيه، وإنما يستثنى منه ما يختلف بعض العلماء في جوازه ومنعه كالحناء والكحل ونحو ذلك لأنها ليست بطيب تخرج مع العرق."


Artinya, "Di antara yang makruh saat berpuasa adalah jika seseorang menggunakan minyak wangi pada tubuhnya karena minyak wangi tersebut akan keluar bersama keringat meskipun setelah beberapa waktu. Hal ini termasuk perbuatan yang makruh karena dapat menyebabkan terjadinya pelanggaran puasa meskipun keringat tidak mencapai perut, namun biasanya keringat membawa rasa dari minyak wangi sehingga seakan-akan telah makan sesuatu. Selain itu, jika ada minuman yang mirip dengan minyak wangi dan sampai ke perut seperti dalam minuman yang terbuat dari bunga melati atau minuman yang memiliki rasa yang enak, maka hal itu juga termasuk yang membatalkan puasa. Oleh karena itu, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melarang untuk memakai minyak wangi saat berpuasa dan dalam beberapa riwayat disebutkan bahwa beliau melarang penggunaannya. Hal ini benar dan tidak ada perbedaan pendapat tentang hal tersebut, namun beberapa ulama memperbolehkan penggunaan bahan seperti henna dan kohl karena bahan-bahan tersebut bukan termasuk minyak wangi yang keluar bersama keringat."( Syekh Abu Bakr Muhammad Syatha, Hasyiyah I’anah at-Thalibien, juz 2, hal. 97)


Imam Al-Mawardi

Menurut Imam Al-Mawardi, menggunakan minyak wangi saat berpuasa dianggap makruh. Makruh adalah perbuatan yang dianjurkan untuk dihindari, tetapi tidak berdosa jika dilakukan.


Namun demikian, pandangan mengenai penggunaan minyak wangi saat berpuasa dapat berbeda-beda di kalangan ulama dan mazhab Islam lainnya. Beberapa ulama membolehkan penggunaan minyak wangi saat berpuasa, selama tidak masuk ke dalam perut atau mengganggu baunya.


المرجع: الحاوي الكبير للإمام الماوردي 


(الصفحة: ج2، 72  )


وَيَكْرَهُ مَسْحُ الرَّأْسِ بِالدُّهْنِ وَالْكَحْلِ وَالْكِتْمَانِ وَالِاسْتِمْنَاءِ وَالتَّغْشِيَةِ بِالرِّيحَانِ وَالسَّوَاكِ وَالْمَضْمَضَةِ وَالْاِسْتِنْشَاقِ وَالْاِسْتِنْثَارِ وَنَحْوِهِمْ مِنَ الْمُتَعَبِّدَاتِ الْمُكْرَهَةِ


Artinya: "Makruh hukumnya untuk meminyaki rambut dengan minyak wangi, mengoleskan kohl pada mata, menahan diri dari kencing, mengelilingi tubuh dengan bau wangi, serta menggunakan siwak, berkumur-kumur, menghirup air dan sejenisnya dari hal-hal yang dianggap sebagai kebiasaan yang tidak disukai."( Al-Hawi Al-Kabir jilid 2, halaman 72.)


وَيَنْدَبُ أَنْ يَجْتَنِبَ الشَّيْءَ الَّذِيْ يُحْتَمَلُ أَنَّهُ يَزِيْدُ فِي الشَّهْوَةِ وَيَغْلِبُ عَلَى إِدْرَاكِ الْعَبْدِ وَيَضُرُّ بِالصِّيَامِ، كَالنِّسَاءِ وَالطِّيْبِ وَمَائِعِ الطَّعَامِ وَالْمَرَاهِمِ، وَهَذَا كُلُّهُ مَكْرُوْهٌ


Artinya: "Disunnahkan untuk menghindari sesuatu yang dapat meningkatkan syahwat, menguasai pemahaman hamba, dan merugikan puasanya, seperti berhubungan suami istri, minyak wangi, minuman yang dapat membangkitkan nafsu makan, dan salep. Semua ini adalah makruh." (Tuhfatul Muhtaj, halaman 465)


Imam Ibn Hajar Al-Asqalani

Menurut pendapat Imam Ibn Hajar Al-Asqalani dalam kitab Fathul Bari, mengenakan minyak wangi pada saat berpuasa tidak dianggap sebagai sesuatu yang makruh. Beliau mengutip hadis dari Ibnu Abbas yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW mengenakan minyak wangi saat berpuasa pada hari Jumat.


وفي البحر: لا يكره استعمال المسواك والنظر في المرآة واستعمال الطيب والكحل، وكله مباح إلا إذا خشي الصوم على من كان على وجهه، فإنه يحرم عليه استعماله في ذلك الوقت


Artinya: "Dalam kitab Al-Bahr dikatakan bahwa tidak makruh untuk menggunakan miswak, melihat diri di cermin, menggunakan minyak wangi, dan menggunakan kohl (bedak hitam untuk mata). Semua hal tersebut diperbolehkan kecuali jika seseorang khawatir bahwa penggunaannya akan membatalkan puasanya. Dalam hal ini, penggunaannya dilarang."( kitab Fathul Bari jilid 4, halaman 204)



Menurut Imam Al-Juwaini

Menurut Imam Al-Juwaini, penggunaan minyak wangi oleh seseorang yang sedang berpuasa termasuk dalam perbuatan yang makruh atau tidak dianjurkan.


"لاَّ يَسْنُ أَنْ يَتَطَيَّبَ الصَّائِمُ إِلَّا عِنْدَ ضَرُورَةٍ كَرِهَةً كَبَاقِي الطَّعَامِ وَالشَّرَابِ وَلَا تَفْعَلُ بِهِ النَّفْسُ إِلَّا عِنْدَ الضَّرُورَةِ"


Artinya: "Tidak disunnahkan bagi orang yang berpuasa untuk menggunakan minyak wangi kecuali dalam keadaan tertentu seperti jika ada bau yang tidak sedap atau sejenisnya."( Nihayatul Muhtaj ila Syarhi Minhaj at-Talibin" (jilid 2, halaman 271),)


Imam Al-Syafi'i

Menurut Imam Al-Syafi'i, menggunakan minyak wangi saat berpuasa adalah makruh (tidak dianjurkan), bukan haram (dilarang).


Beliau menyatakan dalam kitab Al-Umm, "Tidaklah menjadi dosa bagi orang yang berpuasa untuk memakai minyak wangi, tetapi sebaiknya dihindari karena dapat mengganggu puasanya."


Oleh karena itu, sebaiknya bagi orang yang sedang berpuasa untuk menghindari penggunaan minyak wangi agar tidak mempengaruhi puasanya. Namun, jika memang diperlukan karena alasan tertentu, maka penggunaannya masih diperbolehkan.


الإمام الشافعي رحمه الله قال في كتابه "الأم" : "لا حرج في استعمال الطيب على من صام ، ولكن يكره ذلك لما فيه من الإنسداد " .


تفسير المصطفى السعدي ( 2 / 283 )


ويكره طيب المرأة في الصيام، وأشد كراهة الأنواع التي لا تفوت على الجسد مثل العود والصندل والمشمش والمر، وإن استعملها فلا بأس به ، ولكن الأولى الترفق بصومه وتركها.




Dalam kitabnya "Al-Umm", Imam Syafi'i rahimahullah menyatakan, "Tidaklah menjadi dosa bagi orang yang berpuasa untuk menggunakan minyak wangi, tetapi sebaiknya dihindari karena dapat mengganggu puasanya."


Adapun penjelasan lebih lanjut mengenai masalah ini dapat ditemukan dalam kitab tafsir "Al-Musthafa Al-Syadzili" karya Al-Sa'di, halaman 283 volume 2.


Imam Al-Syafi'i menyatakan bahwa penggunaan minyak wangi pada saat berpuasa tidaklah diharamkan. Namun, disarankan untuk menghindarinya karena dapat mengganggu puasa seseorang. Jika seseorang memakai minyak wangi dalam keadaan terpaksa, maka tidaklah menjadi dosa.

iklan disini